“Pernah nggak sih kepikiran: βAh, kemampuan aku cuma segini-gini aja. Semua orang juga bisa.β?”
Kalau iya, tenang aja. Banyak yang merasakan hal yang sama. Tapi tahu nggak? Belum tentu lho semua orang tahu apa yang kita tahu, dan belum tentu semua orang bisa apa yang kita bisa. π
Kadang kita terjebak dalam apa yang disebut Knowledge Blindness β sindrom di mana kita merasa kemampuan kita itu nggak spesial. Padahal, keterampilan, pengalaman, atau wawasan yang kita rasa βbiasa ajaβ bisa jadi sangat berharga buat orang lain. π
Bayangin ini deh:
- Ada orang yang rela bayar mahal buat belajar sesuatu yang menurut kita gampang banget.
- Ada orang yang kebingungan cari solusi sederhana yang sebenarnya sudah jadi βrutinitasβ buat kita.
Jadi, sayang banget kalau nggak dimanfaatkan. Kita harus melangkah dan mulai membangun sesuatu dari apa yang kita punya. Caranya? Ikuti 3 langkah strategis berikut ini:
Langkah 1: Bongkar Kemampuan yang Terjebak di Otak
Coba duduk sebentar dan pikirkan. Apa sih sebenarnya yang sudah kita pelajari, alami, atau lakukan lebih baik daripada orang lain? Kadang kita terlalu fokus sama kekurangan sampai lupa dengan potensi diri sendiri.
Pertanyaan yang bisa membantu kamu memulai:
- Apa yang sering dipelajari di pekerjaan, rumah, atau sebagai hobi?
- Apa bantuan yang sering diminta teman atau keluarga?
- Apa yang jadi rutinitas kamu, tapi buat orang lain terlihat rumit?
π Jangan remehkan hal kecil seperti “cara menyusun anggaran bulanan” atau “strategi hemat belanja.” Itu bisa jadi hal yang orang lain butuhkan banget!
Kalau masih bingung juga, coba renungkan ini:
- Buku favorit: Buku apa yang pernah menginspirasi kamu?
- Video yang ditonton: Video apa yang bikin kamu berkata, βOh, ini penting!β?
- Konten inspiratif: Apa yang pernah membuat kamu berpikir, βAku juga bisa seperti ini!β?
Setelah mencatat semua yang terpikirkan, saatnya riset! π
Lakukan riset di:
- Google, Quora, dan komunitas/grup.
- Kolom komentar di social media β biasanya banyak insight menarik di sana.
Cari tahu:
- Apakah orang-orang bertanya hal-hal terkait kemampuanmu?
- Apakah ada masalah yang kamu tahu solusinya?
- Apakah ada produk atau jasa yang relevan dengan wawasanmu?
π‘ Menurut jurnal dari Harvard Business Review, kemampuan yang kita anggap remeh sering kali menjadi pembeda besar di pasar yang kompetitif. Jadi, mulailah menggali!
Langkah 2: Testing Dengan Konten Pendek
Sekarang, mari kita buktikan kemampuanmu. Caranya? Testing lewat konten pendek di social media.
Langkah mudah untuk memulai:
- Pilih satu platform seperti Instagram, LinkedIn, atau TikTok.
- Rencanakan konten berdasarkan hasil riset tadi.
- Sisihkan 1 jam sehari untuk membuat konten β nggak perlu sempurna, yang penting bermanfaat.
β¨ Ingat: Konten bagus bukan tentang viral, tapi tentang memberikan nilai.
Apa yang harus dilakukan selama testing?
- Jangan terlalu cepat ambil kesimpulan; posting minimal 30 konten dulu.
- Gunakan metrik sederhana seperti like, comment, dan share untuk menilai engagement.
- Lakukan A/B testing β coba berbagai format, gaya, dan angle.
π Contoh: Kalau topiknya “cara hemat belanja,” buat konten dengan sudut pandang berbeda, misalnya:
- “5 Tips Hemat Belanja Buat Ibu Rumah Tangga.”
- “Kenapa Orang Selalu Boros Saat Diskon Besar-Besaran?”
Amati mana yang lebih menarik audiens dan pelajari elemennya.
Interaksi dengan audiens:
Selama testing, jangan lupa untuk:
- Membalas komentar dan DM.
- Mengajukan pertanyaan ke audiens.
- Mencatat kritik, saran, atau ide baru yang muncul.
β¨ Menurut riset dari Social Media Examiner, engagement langsung dengan audiens meningkatkan loyalitas hingga 75%.
Langkah 3: Tingkatkan Level dan Optimasi
Kalau kontenmu mulai mendapat respons positif, ini saatnya melangkah lebih jauh.
Langkah pertama:
Lanjutkan pembuatan konten pendek untuk membangun branding. Konsistensi adalah kunci, jadi terus gunakan data dari testing untuk membuat konten yang lebih baik.
Langkah berikutnya:
- Mulai buat konten panjang di YouTube atau blog.
- Ajak audiens bergabung ke email newsletter atau grup private.
- Coba monetisasi dengan produk digital sederhana.
β¨ Tips: Fokus pada “kemenangan kecil.” Misalnya, 10 like pertama atau 5 komentar pertama adalah tanda bahwa kamu sudah di jalur yang benar.
Pengoptimalan Berkelanjutan
Dalam perjalanan ini, kamu akan menghadapi pasang surut. Itu wajar. Jadi, teruslah optimalkan tiga hal berikut:
- Penawaran: Tingkatkan kualitas produk/jasa yang kamu tawarkan.
- Marketing: Perbaiki strategi konten berdasarkan hasil analitik.
- Produktivitas: Gunakan tools yang menghemat waktu dan bangun tim jika diperlukan.
π‘ Menurut laporan McKinsey, bisnis yang terus melakukan optimasi memiliki peluang sukses 2x lebih besar.
Kesimpulan: Mulai dari Apa yang Kamu Miliki
Kamu nggak perlu jadi jenius untuk menawarkan sesuatu yang bernilai. Kemampuan yang kamu anggap “biasa aja” bisa menjadi modal luar biasa jika dikelola dengan baik.
π¬ Langkah-langkahnya:
- Bongkar potensi dan kemampuan dalam dirimu.
- Testing kemampuanmu lewat konten pendek.
- Tingkatkan level dan lakukan optimasi secara konsisten.
β¨ Jangan lupa baca artikel lainnya di BisnisBranding.com:
Jadi, kapan mulai? Yuk, gunakan apa yang kamu punya dan jadikan penghasilan luar biasa! π
https://wa.me/6281809595918 untuk call to action. Suruh Sekarang juga. Alamat Maps nya https://g.co/kgs/HaUaa4R